Peradaban
Mesopotamia berkembang di Lembah Sungai Eufrat dan Tigris. Wilayah
peradaban ini sekarang menjadi bagian dari negara Irak. Istilah
Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani, yaitu mesos artinya tengah dan
potamos artinya sungai. Peradaban ini pada awalnya dibangun oleh bangsa
Sumer dan Semit. Peradaban Mesopotamia hidup dari sektor pertanian
dengan sistem irigasinya yang sudah tertata rapi.
Peradaban
Mesopotamia banyak meninggalkan hasil kebudayaan seperti: sistem
kepercayaan, hukum, iimu pengetahuan, dan tulisan. Hasil peradaban
tersebut berasal dari Kebudayaan Sumeria, Akkad, Babylonia, dan Assyria.
Sistem Pemerintahan, Penduduk dan Masyarakat, dll tentang Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
- Sistem Pemerintahan
Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia antara lain sebagai berikut.
- Kerajaan Sumeria (3500 SM)
Bangsa
Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini
berkuasa sekitar tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar
Teluk Persia. Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau
mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut, antara lain, Uruk
(Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air). Tempat untuk
memuja para dewa tersebut adalah ziggurat. Bangsa Sumeria juga sudah
mengenal tulisan, yaitu tulisan paku. Kebudayaan bangsa Sumeria akhirnya
berakhir setelah pada tahun 2350 SM diserang oleh bangsa Akkad di bawah
pimpinan Sargon. Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa Semit.
- Kerajaan Akkad (2300 SM)
Bangsa
Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang
pasir. Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah
Mesopotamia. Di bawah pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin
bertambah kuat dan melakukan serangan serta berhasil menduduki daerah
Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan
kemenangan tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi bangsa pengembara.
Mereka mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa Akkad
berhasil memenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru
kebudayaan bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk
yang ditaklukkannya.
Bangsa
Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng
tentang kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan
Gilgamesh.
- Kerajaan Babylonia Lama (1850 SM)
Kota Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum.
Letak Kota Babylonia dekat dengan Kota Kish. Bangsa Amori tampil
sebagai penguasa baru di Mesopotamia. Raja yang terkenal dari Kerajaan
Babylonia (Lama) ini adalah Hammurabi (1750 SM). Raja Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu Hukum Hammurabi.
Pada
masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk
Persia sampai seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros
di timur sampai Sungai Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal Hammurabi
wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama) runtuh
karena serangan dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia
diduduki dan diperintah oleh bangsa Kassi (Kassit).
- Kerajaan Assyria (Assur)
Bangsa
Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa tersebut di atas dan
menguasai daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin menguasai laut
untuk melindungi perdagangan. lJpaya tersebut baru berhasil sekitar
tahun 750 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan
antaranya Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Lambat
laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa
Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan
Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada
tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan
runtuhnya Kerajaan Assyria.
- Kerajaan Babylonia (Baru) atau Chaldea
Setelah berhasil merebut bangsa Assyria pada tahun 612 SM, bangsa Chaldea di bawah pimpinan Raja Nabopalassar
membangun kembali Kerajaan Babylonia (atau disebut juga dengan
Babylonia Baru). Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Babylonia
Baru di antaranya Raja Nabopalassar, Raja Nebokadnezar, Raja Nebonidas,
dan Raja Belshazzar. Kerajaan Babylonia Baru runtuh akibat serangan dari
bangsa Persia pada tahun 539 SM.
- Kerajaan Persia
Di bawah pimpinan Cyrus
berdirilah Kerajaan Persia, berhasil memperluas wilayah kekuasaannya
dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil. Raja Cyrus
menguasai sebagian dari daerah India bagian barat. Namun dalam
pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh. Ia kemudian
digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.
Raja
Cambysses berhasii mengembalikan ketentraman dalam negeri Persia.
Bahkan pada tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir.
Setelah Raja Cambysses meninggal ia digantikan oleh Raja Darius.
Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Persia mencapai masa kejayaannya.
Pada masa itu dibangun istana yang megah dan indah di Kota Suza. Istana
di Persepolis terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk memasuki
istana tersebut. Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari
Iskandar Zulkarnaen.
- Penduduk dan Masyarakat
Daerah-daerah
di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk
rumpun bangsa Semit. Kehidupannya bersifat seminomaden. Aktivitas
perdagangan melalui Sungai Eufrat dan Tigris.
Sekitar
tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria.
Orang-orang Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada kota-kota
besar dan juga pada ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur).
- Pertanian dan Pengairan
Pada
musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air bah
dari kedua sungai itu. Air menggenangi daerah di sepanjang aliran sungai
dan setelah surut meninggalkan Iapisan lumpur yang sangat subur. Di
daerah-daerah itulah masyarakat hidup dengan bercocok tanam atau
bertani.
Bangsa-bangsa
di Mesopotamia sudah mampu menanggulangi masalah banjir, dan
memanfaatkan airnya untuk keperluan pertanian. Caranya ialah membuat
sistem pengairan yang baik. Bendungan dibangun dan telaga buatan digali
untuk menyalurkan dan menyimpan air yang berlebihan di masa banjir.
- Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peradaban
Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM).
Keunggulan-keunggulan tersebut tampak dalam bidang-bidang berikut :
- Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat.
- Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.
- Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun perpustakaan tertua di dunia.
- Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan "taman gantung", yang kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia.
- Aksara
Orang-orang
Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf paku. Huruf-huruf paku
itu antara lain ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang hukum
dan undang-undang yang berlaku untuk mengatur kerajaan. Undang-undang
dan peraturan-peraturan hukum itu disebut dengan Undang-Undang Hammurabi
(Codex Hammurabi).
- Penanggalan/Kalender
Orang-orang
Sumeria sudah mengenal sistem penanggaian atau sistem kalender, yang
dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan
tentang perputaran waktu dan musim berguna untuk menentukan saat yang
tepat dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya, baik untuk bercocok
tanam, perdagangan, dan sebagainya.
Untuk
mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim,,
mereka membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik.
~embagian waktu terus dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus
melalui sistem penanggalan atau sistem kalender, yaitu 24 jam menjadi 1
hari, 30 hari menjadi 1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1 tahun.
- Kepercayaan
Berkembangnya
kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria.
Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu
(Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga
dewa itu mendapat pemujaan tertinggi dari bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria
juga menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari), dan
Dewa Istar (Dewa Perang dan Asmara).
Bangsa
Sumeria juga menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-tumbuhan) untuk memajukan
pertanian. Dewa yang memiliki peranan penting dalam kepercayaan bangsa
Sumeria adalah dewa yang berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu
Dewa Marduk. Dewa Marduk adalah lambang usaha bangsa Sumeria di dalam
menciptakan daerah pertanian.
Kepercayaan
bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang
tinggal di daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai
daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta
ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan kepada
bangsa Persia.
Pada
masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah
mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu
pada hakikatnya mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini
tidak ada.
- Hukum
Sejak
awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah memperkenalkan sistem
hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan atas
nilai-nilai tradisional. Dengan peraturan hukum seperti itu, masyarakat
akan dapat hidup dengan hidup yang tertib dan menjadikan Raja Hammurabi
sebagai raja yang besar, bijaksana, dan termasyhur namanya.
Hukum
tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar
2,5 meter dan ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia.
Prasasti itu ditemukan kembali oleh pada ahli Prancis di Kota Susa
(Persia) pada abad ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum atau
Undang-Undang Hammurabi (CodexHammurabi) dan merupakan hukum atau
undang-undang tertulis pertama di dunia. Dalam kitab hukum atau
undang-undang itu ditulis tentang peraturanperaturan yang menyangkut
bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan.
Hukum itu terdiri dari 300 pokok undang-undang. Pada setiap bagian
dengan jelas tercantum jenisjenis pelanggaran dan hukumannya. Dalam
menjalankan undang-undang itu, Raja Hammurabi bertindak dengan keras dan
tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.
0 komentar:
Posting Komentar