1. Pusat Peradaban
Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna.
Pendukung
peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa
Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah
timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM,
melalui Celah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.
Bangsa
Arya adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang terus mengembara.
Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan
menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup menetap.
Selanjutnya,
mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan
kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan
bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.
2. Pemerintahan
Perkembangan
sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan ~an
sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya
Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau dikarenakan
peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan
yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru.
Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan
Harsha.
- Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I
dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja
Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Buddha
masih tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta
(Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai Gangga
dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan
sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang dikenal sebagai Wikramaditiya.
Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang rendah dan mempersulit
perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri
perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah pemerintahan
Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera..
Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa
ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul
"Syakuntala". Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga
pesat. Hal ini terlihat dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal
menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya
Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya Raja
Candragupta II. India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua
abad.
- Kerajaan Harsha
Setelah
mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha
dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana
merupakan seorang pujangga besar. Pada masa pemerintahannya
kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga
yang terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana
dengan karyanya berjudul "Harshacarita".
Raja
Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama
Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta
dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi
yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa
pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah
diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.
- Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Di
Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di
wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa
(Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin),
Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya.
Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas
sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan
selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama
Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.
Agama
Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta Gautama
mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua
aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai
Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti
kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai
ini kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di
Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar